Selama ini kami hanya tau kalo mau melihat lumba-lumba di lautan biasa nya ke Lovina Bali yang terkenal itu. Tetapi dapat info kabar burung ngak jelas kata nya di teluk kiluan juga terdapat banyak lumba-lumba. Dari rasa penasaran ini kami cari info dan memutuskan pergi.
Rute perjalanan nya yaitu Jakarta-Merak-Bakaheni-Teluk Betung-Pasawaran-Kiluan, jarak nya memang hanya sekitar 67 km dari Bandar Lampung yg membuat perjalanan ini lama yaitu menunggu penyebrangan merak-bakaheni serta di 35 km terakhir jalanan rusak, sehingga perlu hati-hati.
Jalanan dari desa bawang ke kiluan benar-benar hancur total serta ada sedikit longsor. Kita akan menurunin turunan curam yang bener-benar harus berhati-hati. Saat kita balik dari kiluan mobil kami sempet tidak bisa naik di tanjakan ini. Ada jembatan kayu yg sudah rusak, sehingga mobil kita harus melewati sungai, untung lumayan kering.
Penginapan di Teluk Kiluan Lampung
Penginapan yang dipilih bisa berupa
cottage sederhana ataupun menginap di rumah penduduk. Kisaran homestay
di Rp 350.000 tanpa batasan jumlah orang yang menginap. Biasanya ada
tambahan biaya untuk makan. Disana belum ada listrik, sehingga rata-rata
penduduk setempat mengunakan genset untuk penerangan. Didesa tersebut
kebanyakan di huni oleh orang turunan bali pemeluk hindu. Dulu tempat
ini merupakan desa transmigrasi dari jawa dan bali.
Saat itu sekitar pukul 11.00 kami sampai di kiluan. Rumah berbentuk
panggung di ujung teluk menghadap ke pulau kelapa terbuat dari kayu,
terdapat 3 kamar tidur serta 2 kamar mandi. Banyak nya pohon kelapa di
sekitar rumah membuat teduh dan bener-benar bikin relaks.Untuk melihat atraksi lumba-lumba di Teluk Kiluan Lampung hanya bisa di pagi hari dari pukul 06.00 – 10.00. Sekitar pukul 5.30 pagi kami sudah berada di perahu kecil (Jukung berisi 3 orang), sewa jukung rata2 Rp. 250.000/3 orang. Dengan jukung ini kami ketengah laut sekitar 25 menit dari bibir pantai kiluan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar